Isi dari blog ini di update di kambingjoynim.com
Penggemukan Domba Lokal Selama 2 Bulan

Penggemukan Domba Lokal Selama 2 Bulan

Usaha penggemukan hewan ternak (kambing,domba atau sapi) sekarang ini sudah banyak dilakukan oleh banyak orang. Penggemukan hewan ternak (kambing,domba atau sapi) yang dapat dilakukan dengan waktu yang relatif singkat, siapa yang tidak menginginkannya. Banyak metode - metode yang menawarkan penggemukan hewan ternak (kambing,domba atau sapi) dapat dilakukan dengan cepat dan murah namun apakah benar demikian adanya?

pembahasan penggemukan domba lebih lengkap.

Banyak faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya pertumbuhan bobot ternak (kambing,domba atau sapi). Diantaranya adalah kualitas pakan, faktor parasit pada ternak (kambing,domba atau sapi), tingkat stress pada ternak, faktor genetik pada ternak dan mungkin masih banyak yang lainnya. Kalau ada tambahan bisa sharing di komentar nanti ya....

Pemberian pakan yang berkualitas untuk menunjang pertumbuhan bobot ternak (kambing,domba atau sapi) merupakan hal yang sangat masuk akal. Pakan yang berkualitas disini saya maksudkan adalah selain jumlahnya mencukpi kandungan nutrisinya juga memadai. Pakan ternak (kambing,domba atau sapi) yang bergizi tinggi kalau hanya diberikan dalam jumlah sedikit, hasilnya pasti kurang baik. Lebih lagi kalau pakan yang nutrisinya kurang dan pemberiannya sidikit pula.

Parasit disini saya artikan berbagai penyakit yang mungkin dialami oleh hewan ternak (kambing,domba atau sapi). Bisa penyakit karena bakteri, jamur, kutu, virus dan lain-lain ( maaf kalau istilah saya kurang pas). Misalnya kambing yang cacingan performa pertumbuhan bobotnya akan mengecewakan. Solusinya, bersabar supaya tidak kecewa dan kambingnya diobati supaya tidak cacingan.

Apakah hewan ternak (kambing,domba atau sapi) bisa stress? Kalau menurut saya bisa. Apa yang membuatnya stress, banyak hal ya...
Kalau hemat saya buatlah hewan ternak (kambing,domba atau sapi) senyaman mungkin. Kebersihan hewan, kebersihan kandang, pencahayaan, drainase, luas kandang, jangan dipukuli, ditampari, dibentaki, ditendangi dan lain lain ...hehe

Penelitian Penggemukan Domba

Pada tahun 2008 ada penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa univeraitas negeri di Bogor. Penelitiannya tentang domba lokal yang digemukkan selama dua bulan. Tujuan dari penelitiannya adalah mengetahui performa domba lokal jantan dengan pemberian pakan dan konsentrat tertentu selama dua bulan penggemukan.

Domba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12 ekor usia dibawah 1 tahun, bobot rata-ratanya sekitar 15,87 Kg. Usia domba dipilih yang di bawah satu tahun karena secara teori pada usia tersebut laju pertumbuhan domba masih berlangsung. Dari kedua belas domba lokal yang diperoleh beratnya masing-masing beda. Berat rata -rata diperoleh dari berat total dari semua domba dibagi 12.

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum komplit dan hijauan. Hijauannya adalah rumput Brachiaria humidicola. Ransum komplit yang digunakan merupakan pakan komersial sapi perah (KPS Bogor). Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan ransum komplit adalah dedak padi, pollard, tepung roti afkir, bungkil kopra, tetes, onggok, kacang aflcir, kulit coklat, vitamin mix, kapur, garam dan urea. Komposisi nutrisi dari hijaun dan ransum komplitnya bisa dilihat di file pdfnya, filenya bisa didownload di link di bawah.


Kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan ukuran panjang 105 cm, lebar 60 cm dan tinggi 110 cm. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum. Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain tempat pakan untuk ransum komplit dan tempat air minum dari ember plastik. Termometer untuk mengukur suhu ruangan.

Periakuan yang diberikan adalah pemberian ransum komplit dan rumput Brachiaria humidicola. Masing-masing perlakuan terdiri atas tiga ulangan.
Adapun
perlakuan yang digunakan yaitu :
P1 = 80% rumput Brachiaria humidicola dan 20% ransum komplit selama 2 bulan
P2 - 20% rumput Brachiaria humidicola dan 80% ransum komplit selama 2 bulan
P3 = 20%rumput Brachiaria humidicola dan 80% ransum komplit pada bulan pertama 80% rumput dan 20% ransum komplit pada bulan kedua

Hasil

Yang menarik dari hasil penelitian ini bagi saya adalah pertambahan berat badan harian domba.
Pada perlakuan pertama, yaitu domba diberi makan 80% rumput dan 20% ransum komplit selama dua bulan pertumbuhan berat badan harian domba sekitar 45 gram/hari/ekor.
Pada perlakuan kedua, yaitu domba diberi makan rumput 20% dan 80% ransum komplit selama dua bulan pertumbuhan berat badan harian domba sekitar 65,56 gram/hari/ekor.
Pada perlakuan ke tiga, yaitu domba diberi makan 20%rumput Brachiaria humidicola dan 80% ransum komplit pada bulan pertama 80% rumput dan 20% ransum komplit pada bulan kedua pertumbuhan berat badan harian domba sebesar 34,46 gram/hari/ekor.

Semoga postingan kali ini bisa menjadi informasi dan pandangan. Sebenarnya masih banyak informasi yang bisa digali dari penelitian tersebut. Karena sifatnya teoritik dan matematis serta keterbatasan saya, saya hanya menuliskan yang saya mampu saja. Untuk mendownload file aslinya bisa kunjungi link dibawah ini. Terima kasih

Read More
Pengembangan Daun Indigofera cordifolia Menjadi Pelet Sebagai Alternatif Pakan Kambing(bag 2)

Pengembangan Daun Indigofera cordifolia Menjadi Pelet Sebagai Alternatif Pakan Kambing(bag 2)

Pada postingan saya yang terdahulu telah saya uraikan tentang karakteristik  dan kandungan nutrisi dari daun indigofera yang dibuat menjadi pelet untuk pakan kambing. Hanya saja dari rangkaian panjang proses penelitian, postingan yang pertama saya menitik beratkan pada hasilnya saja. Yaitu proses singkat pembuatan pellet dan nutrisi dari pellet itu sendiri.

Tujuan dari penelitian ini sendiri dituliskan bahwa
- ingin membantu para peternak (kambing, sapi dll) dalam menyediakan pakan hijaun yang murah dan berkualitas.
- menghasilkan produk daun indigofera berupa tepung dan pellet sebagai bahan baku konsentrat. Berarti pengolahan akhir daun indigofera tidak harus dalam bentuk pellet, kalau tidak punya alat pencetak pellet bisa dalam bentuk tepung daun indigofera.
- memberikan peluang usaha baru dalam penyediaan pakan kambing, sapi dan lain-lain yang bisa tersedia terus menerus, murah dan bergizi.

Terus terang saja, metode penelitian atau dalam istilah saya sendiri, cara menanam dan bagaimana merawat tanaman indigofera ini cukup rumit. Kalau saya sebagai orang awam harus meniru secara plek mungkin susah ya...
Tapi tidak apa-apa saya akan coba uraikan metode penelitiannya apa adanya, siapa tahu ada celah yang bisa dilakukan oleh peternak awam seperti saya...hehehe

Ok langsung saja, lokasi penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Peternakan IPB(saya belum pernah lihat sendiri lahannya, sepertinya kalau di Bogor itu adem ya...). Waktu penelitian pada Agustus 2009 - Okt 2010. Benih Indigoferanya  (Balai Pengembangan Teknologi Pertanian Sumut : PLS 88%)
Persemaian selama 40 hari. 2400 tanaman digunakan percobaan lapangan, jarak tanam 1.5 m x 1 m
Petak (90 m2/plot) dan 
Pupuk dasar saat pengolahan : pupuk organik  5 ton/ha,  P dan K

Pupuk Daun : 
N (NH4NO3), 
P (H2PO4), 
Mg  (MgSO4.7H2O), 
K (K2SO4), 
Ca (CaCl2), 
Fe (FeSO4), 
Zn (ZnSO4.7H2O), 
Cu (CuSO4.5H2O), 
Mo ((NH4)6Mo7O24.4H2O), 
B (H3BO3) dan 
hormon tumbuh
Urin  sapi 25% (hasil penelitian  2009)

Kandungan nutrien pupuk daun :
20-22% N (N total), 
15-17% P (P2O5), 
15-17% K, 
1,5% Mg, 
Ca 1%, 
1% Fe, 
1,42% Zn , 
0,53% Cu, 
0,88% Mo, 
B 0,53%
hormon pertumbuhan 0,025% asam asetat indol (IAA) dan asam giberelic (GA)

Untuk pupuk daunnya, sudah ada produknya. Produknya dari IPB juga sepertinya. Untuk informasi produk pupuk cairnya bisa dicari informasinya sendiri ya...

Mohon maaf karena penyajian metodenya terlalu ilmiah. Kalau pemahaman  saya dari metodenya seperti ini. Sebelum kita tanam bibit indigofera kita semai dulu selama 41 hari. Selama pembibitan bisa menyiapkan lahan untuk penanaman bibit indigoferanya. Jarak tanam sebesar 1,5 meter x 1 meter. Pemupukan ada dua, pupuk dasar saat pengolahan lahan dan pupuk daun (semprot). Pupuk dasarnya adalah pupuk kandang sebanyak 5 ton/hektar, P dan K. Pupuk daunnya seperti yang telah tertulis di atas. Pupuk daun yang disemprot ini mungkin bukan obat semprot untuk hama ya...Bisa jadi memang berfungsi mencegah hama selain itu bisa mengefektifkan produktifitas daun indigofera. 

Panen daun indigoferanya dengan cara dipangkas. Pemangkasan daun indigofera dilakukan selama setiap 60 hari yaitu 60 hari setelah bibit ditanam, 60 hari setelah pemangkasan pertama, 60 hari setelah pemangkasan ke dua dan seterusnya. Dengan demikian periode panennya adalah setiap 60 hari sekali.


Penyemprotan pupuk daun sebanyak 4 kali dalam setiap peride panen yaitu pada hari ke-30, 34, 38 dan 42. Agak muter-muter ya, tapi maksudnya seperti berikut. Semenjak bibit di tanam pupuk daun disemprotkan pada hari ke 30, 34, 38 dan 42. Setelah itu dilakukan panen pertama pada hari ke 60. Dari panen pertama tadi, penyemprotan daun dilakukan kembali setelah hari ke 30, 34, 38 dan 42 terhitung dari panen atau pemangkasan pertama daun indigofera. Setelah itu panen ke dua. penyemprotan daun dilakukan kembali setelah hari ke 30, 34, 38 dan 42 terhitung dari panen atau pemangkasan ke dua daun indigofera. Begitu seterusnya.

Karena ini penelitian ada baiknya saya sampaikan bahwa penanaman indigofera ini dibuat dengan dipetak-petak. Beberapa petak tidak disemprot dengan pupuk daun. Hasil dari petak yang tidak disemprot ini digunakan sebagai tolok ukur atau perbandingan dari petak-petak yang disemprot dengan pupuk daun. Petak-petak yang lain disemprot dengan pupuk daun. Penyemprotannya pun juga dibeda-bedakan. Konsentrasi pupuk daunnya antara lain 10 g/10L, 20 g/10L, 30 g/10L, 40 g/10L dan 50 g/10L. Masing-masing nanti diambil datanya, dibandingkan mana hasil yang paling bagus dan produksinya paling banyak.

Sekarang adalah hasil dari penyemprotannya tadi sebagai berikut:



Gambar di atas, adalah grafik hubungan antara konsentrasi pupuk daun dan hasil jumlah hijauan daun indigofera dalam berat kering. Konsentrasi pupuk daunnya mulai dari 0 alias tidak disemprot, 10 g/10 L, 20 g/10 L, 30 g/10L, 40 g/10L dan 50 g/10 L. Hasil daunnya Bervariasi bisa dilihat sendiri.

Daun Indigofera tidak disemprot

Untuk daun Indigofera yang tidak disemprot, jumlah hijaun yang diperoleh adalah sebanyak 4 ton BK per hektar saat panen pertama. Panen kedua, daun indigofera kering diperoleh sebanyak 6 ton perhektar dan panen yang ketiga jumlah daun indigofera kering yang diperoleh sebanyak 9 ton.

Hasil panen daun indigofera meningkat pada panen ke dua dan ketiga. Masuk akal karena setelah cabang suatu tanaman di pangkas, maka akan menghasilkan cabang-cabang baru yang jumlahnya biasanya lebih banyak dari cabang yang dipangkas. Jadi jumlah daun indigofera yang dihasilkan juga pasti lebih banyak.

Daun Indigofera di semprot Pupuk Daun

Daun indigofera yang disemprot dengan pupuk daun, baik yang jumlah pupuk daun indigoferanya 10 g/10L, 20 g/10L, 30 g/10L, 40 g/10L dan 50 g/10L hasil panen daun indigoferanya meningkat. Jumlahnya bisa dilihat pada tabel di atas. Menariknya jumlah panenan daun indigofera terbanyak diperoleh dari jumlah pupuk 20 g/10L yaitu sebanyak 12 ton BK per hektar.

Jumlah pupuk yang banyak kemungkinan membuat daun menjadi terlalu subur. Daun yang subur biasanya ukuran daunnya lebih lebar dari yang lainnya. Karena lebih lebar, maka  daun akan menutupi atau menaungi daun-daun yang dibawahnya. Daun-daun yang ternaungi , tidak mendapat sinar matahari yang maksimal, karena tertutupi daun yang diatasnya. Akhirnya fotosintesis daun-daun tersebut kurang maksimal. Ini analisa saya, bisa benar bisa salah, hehe....


Read More
Pengembangan Daun Indigofera cordifolia Menjadi Pelet  Sebagai   Alternatif  Pakan Kambing(bag 1)

Pengembangan Daun Indigofera cordifolia Menjadi Pelet Sebagai Alternatif Pakan Kambing(bag 1)

Ada sebuah presentasi ilmiah yang dibuat oleh beberapa peneliti dari Universitas IPB Bogor. Presentasi tersebut menceritakan tentang daun atau tanaman indigofera yang telah dikembangkan menjadi pakan ternak kambing terutama kambing perah. Pengembangannya adalah daun indigofera tersebut diproses menjadi hay, tepung dan pelet.

Postingan kali ini saya mencoba menceritakan sedikit pemahaman saya dari file presentasi tersebut. Jadi untuk lebih jelasnya kalau berkenan silahkan dibaca lebih lanjut.
Read More