Isi dari blog ini di update di kambingjoynim.com
Menanam cabe rawit di pot dengan pupuk gandasil.

Menanam cabe rawit di pot dengan pupuk gandasil.

Bisa menanam cabai di rumah dan bisa berbuah merupakan tantangan tersendiri. Rasanya senang tidak karuan ketika cabe yang saya tanam, sudah menunjukkan mau berbuah. Kepuasan yang rasanya sulit dibarter dengan apapun, kecuali coklat ya..

Hal ini karena menanam cabai membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Berbulan - bulan merawatnya.

Mulai dari kecil, pecah biji sampai tua bangkotan, setiap pagi selalu saya pantengin. Mulai dari bawah sampai atas, mengamatinya secara mendetail kalau kalau ada sesuatu yang tidak wajar.

Dan ternyata memang benar. Menanam cabai tidak selalu mulus seperti yang diharapkan.

Ada saja gangguan yang mengurangi kesempurnaan dari bentuk cabe yang saya tanam. Mulai dari batang yang patah, daun sobek, semut dan lain sebagainya.

Sebelum mulai menanam cabai pasti saya banyak mencari informasi yang banyak. Kamu bisa mencari sendiri kalau mau juga.

Kan...sudah gede (He...he,,..)

Katanya, cabe itu banyak hamanya. Sekitaran puluhan gitu, hama pada tanaman cabai. Ya saya percaya saja sih, karena belum pernah menanam cabe yang sampai ratusan pohon di lahan.

Kali ini saya mencoba menanam cabai di rumah karena dari dulu tidak pernah berhasil.

Saya langsung membeli bibit cabai. Kemudian saya semaikan di tanah. tanahnya saya taruh dipot.

setelah beberapa hari, biji cabai sudah mulai berkecambah. lalu saya pindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari. biar daunnya hijau dan tidak tumbuh memanjang.

setelah daunnya ada sekitar 4 sampai 5 helai, pemupukan saya lalukan.

saya tidak memakai pupuk yang aneh - aneh. pupuk yang saya pakai adalah pupuk gandasil.

katanya sih pupuk gandasil ini untuk pupuk daun, tapi biarlah saya gunakan sebagai pupuk tabur untuk cabai saya.

Pupuk saya berikan setiap seminggu sekali, setiap hari senin. Biar inget saja, kalau setiap hari senin saya harus memupuk. Jadi teratur deh.....

satu bulan pertama masih memakai pupuk gandasil D. karena katanya cabai masih dalam pertumbuhan vegetatif.

Memakai pupuk gandasil D ini harus terus saya lakukan selama cabai saya belum menandakan adanya tanda - tanda pembungaan.

cabai yang semakin besar ternyata secara otomatis hama berdatangan. tapi alhamdulillah tidak sampai menyerang membabi buta.

yang paling sering nongol adalah kutu yang warnanya putih itu. Orang - orang menamainya kutu kebul mungkin ya....

tapi karena cabai saya sedikit, masih mudah untuk saya tangani secara manual. saya gitesin langsung satu per satu.

sebenarnya ada tanda - tandanya kok. Cabai yang ada hamanya bisanya ada semutnya.

ternyata benar. setiap kali ada semut di cabai saya, saya ikutin tuh kemana perginya semut. ternyata ia menuju tempat adanya anakan kutu kebul.

Kalau berada di bawah daun yang sudah dewasa saya langsung gites tuh anakan kutu kebulnya.

terkadang sulit untuk melakukannya kalau hinggapnya di pucuk daun cabai. kalau saya gites bisa rusak tuh pucuk cabai saya.

akhirnya saya memakai epsom salt dan sabun cuci piring yang cair.

satu liter air bersih saya campur dengan satu sendok makan epsom salt dan beberapa tetes (dua tetes) sabun cair.

saya kocok dan semprotkan ke anakan kutu kebul tersebut.

ternyata cukup manjur. anakan kutu kebul besoknya langsung kering menghitamm.

tapi ketika saya coba pada jenis hama yang lain, ternyata kurang manjur. misalnya ulat pada pakcoy hidroponik saya. saya juga punya hidroponik lho......

sampai sejauh ini tidak banyak hama yang saya temui. tidak sampai ada layu bakteri, layu fusarium, virus kuning dan serangah hama - hama lainnya. hanya kutu kebul yang sering mampir ke cabai saya.

cukup ya, lain kali saya sambung lagi.


Read More