Isi dari blog ini di update di kambingjoynim.com
Klobot Jagung Untuk Pakan Domba sampai 70%

Klobot Jagung Untuk Pakan Domba sampai 70%

Tanaman jagung sudah biasa untuk dijadikan sebagai pakan ternak. Sapi, kambing, atau domba biasanya menyukai tanaman jagung ini. Hampir seluruh bagian dari tanaman ini memang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak (kambing, domba dan sapi). Kebanyakan yang dijadikan pakan ternak adalah daun dan batangnya atau saya menyebutnya tebon. 

Daun dan batang jagung setelah dipanen memiliki nilai ekonomis yang rendah setelah jagung dipanen. Meskipun memiliki nilai ekonomis yang rendah tebon jagung dikalangan masyarakat bawah termasuk mahal. Lain daerah lain harga. Ada daerah yang memang produksi jagungnya memang tinggi ada daerah yang kurang bernilai ekonomis pertaniannya apabila ditanami jagung.


Kembali ke klobot jagung. Ada penelitian dari skripsinya mahasiswa salah satu universitas negeri di Solo. Waktu penelitiannya pada tahun 2010. Cukup lama tapi ndak apa-apa semoga tetap bisa menjadi wawasan dan referensi. Penelitiannya tentang memanfaatkan klobot jagung untuk diberikan ke domba. Klobot jagung diberikan dalam jumlah yang bervariasi mulai dari tanpa klobot sampai 70%. Hal ini menjadi menarik karena jumlah klobot jagung yang diberikan sampai sebanyak itu.

Nutrisi dan  Silase Klobot Jagung

Berapa sih kandungan nutrisi klobot jagung? Kandungan klobot jagung menurut Hasil analisa proksimat laboratorium pakan Lolit Sapi potong , Grati, Pasuruan menunjukkan bahwa kandungan nutrisi klobot jagung adalah : bahan kering 42,56 %, protein kasar 3,4%, Lemak kasar 2,55%, serat kasar 23,318% dan TDN 66,41%. Kalau dibandingkan dengan eceng gondok seperti pada postingan saya sebelumnya, klobot jagung ini memiliki bahan kering yang cukup tinggi tetapi protein kasarnya sedikit. Eceng gondok memiliki bahan kering yang sangat sedikit, tetapi dalam kandungan bahan kering tersebut, protein kasarnya lumayan.

Cara penelitian ini dilakukan secara singkat akan saya uraikan. Semua alat dan kandang dibersihkan, domba-domba yang akan dijadikan sebagai ternak penelitian dibersihkan dari parasit dan kemudian menyiapkan ransum yang akan di jadikan penelitian. Masing-masing sudah saya tulis dalam postingan saya sebelumnya. Dapat dilihat dengan mengklik link yang ada pada tulisan di paragraf ini.

Komposisi ransum yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam. Pertama, ternak domba diberi makan ransum yang terdiri dari 70% rumput lapang, 30% konsentrat, tanpa silase klobot jagung. Kedua, ternak domba diberi makan ransum yang terdiri atas 50% rumput lapang, 30% konsentrat dan 30% silase klobot jagung. Ketiga, ternak domba diberi makan ransum yang terdiri atas konsentrat 30%, 70% silase klobot jagung dan tanpa rumput lapang sama sekali. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah silase klobot jagung bisa menggantikan rumpung lapang seluruhnya. Nanti hasilnya bisa sama-sama kita lihat.

Penelitian kali ini cukup lengkap, jadi mempermudah untuk memahami. Dicantumkan juga kandungan nutrisi dari ketiga ransum tersebut. Datanya dapat dilihat di tabel di bawah ini.
komposisi-ransum-pakan-domba-penelitian-dengan-silase-klobot-jagung
kandungan nutrisi ransum silase klobot jagung untuk domba

PO adalah ransum yang pertama, P1 adalah ransum ternak domba yang kedua, dan P2 adalah ransum pakan domba yang ketiga. Ketiga-tiganya memiliki kandungan nutrisi yang hampir sama, meskipun ada perbedaan nilai nutrisi nilainya sangat kecil.

Konsentrat yang digunakan untuk ternak domba ini, komposisinya dapat dilihat pada tabel di bawah.
komposisi-susunan-konsentrat-ternak-domba
komposisi konsentrat ternak domba
Konsentratnya terdiri dari bekatul, tepung jagung, bungkil kedelai, urea dan premik. 

Hasil

Hasil dari penelitian ini sangat positif. Positif untuk para peternak di pedesaan atau peternak skala kecil (seperti saya). Seperti yang ditunjukkan pada tabel ternak domba yang dikasih makan tanpa silase klobot jagung, rata-rata konsumsi harian dombanya sebanyak 524,73 gram/hari. Ternak domba yang diberi makan ransum yang mengandung 20%  silase klobot jagung (P1), rata-rata konsumsi ternak dombanya sebanyak 537, 54 gram/ekor/hari. Ternak domba yang diberi makan ransum yang mengandung 70% silase klobot jagung (P2), rata-rata konsumsi ternak dombanya sebanyak 548,56 gram/ekor/hari.
Hasil-konsumsi-ransum-silase-klobot-jagung-pada-domba
konsumsi rata-rata ransum 
 Kalau dicermati dari hasil tersebut, penggantian silase klobot jagung untuk rumput lapangan, tidak memberikan efek negatif terhadap konsumsi ransum. Nilai konsumsi ransum cenderung meningkat dengan ditambahkannya silase klobot jagung. Jadi tidak masalah kalau seandainya ternak domba diberi makan silase klobot jagung dan konsentrat tanpa hijauan lainnya. Disini, silase klobot jagung bisa menggantikan rumput lapangan dan palatabilitasnya juga sebagus rumput lapangan. Tapi silase klobot jagung ini diberikan dalam bentuk silase. Dalam skala penelitian, pemberian pakan silase ini juga tidak lama, setelah penelitian selesai, biasanya ya selesai...Belum teruji untuk pemberian jangka panjangnya. Meskipun dalam skala penelitian pemberian ransum yang full silase klobot jagung dan konsentrat ini berhasil, untuk penggunakan skala jangka panjang perlu kehati-hatian. itu pendapat saya.

Sebagai informasi tambahan, penelitian ini ternyata berlangsung selama 10 minggu atau sekitar 2 bulan setengah. Jadi untuk dijadikan sebagai pakan musiman mungkin masih bisa kalau hanya 10 minggu. Kalau harus nyetok klobot jagung dan akan digunakan jangkap panjang, setahun misalnya, kayaknya perlu dikaji lebih lanjut. Atau bisa konsultasi ke ahlinya atau peternak yang sudah berpengalaman.

Hasil selanjutnya adalah pertambahan bobot badah harian ternak domba yang diberi makan ransum klobot jagung ini. Ternak doyan makan saja tidak cukup, kalau makan banyak tapi tidak menjadikan gemuk ya percuma. Oleh karena itu saya tampilkan hasil pertambahan bobot badan domba dengan diberi makan ransum silase klobot jagung ini. Hasilnya disajikan dalam tabel dan dapat dilihat di bawah ini.
pertambahan-bobot-harian-ternak-domba-yang-diberi-ransum-silase-klobot-jagung
Ternak domba yang hanya diberi ransum konsentrat dan rumput lapangan(P0), pertambahan bobot hariannya rata-rata 44,65 gram/hari. Ternak domba yang diberi makan ransum yang ada silase klobot jagungnya 20% (P1) pertambahan bobot badan harianya 42,86 gram/hari. Ternak domba yang diberi makan ransum yang ada silase klobot jagungnya sampai 70% (P2) Pertambahan bobot badan hariannya 40,18 gram/hari.

Pertambahan bobot badan domba penelitian semakin menurun dengan semakin banyak silase klobot jagungnya. Meskipun selisihnya pertambahan bobotnya tidak banyak, peneliti mengangap hal ini tidak masalah. Silase klobot jagung masih Ok, untuk digunakan sebagai pengganti rumput lapangan. Kalau saya juga setuju. Pemberian makan selama penelitian biasanya diukur atau dijatah. Jadi kalau mau cepet gemuk ya dikasih makan yang lebih banyak. Untuk itu dombanya makannya di loss aja...

Read More
Cara Membuat Konsentrat dan Silase Klobot Jagung

Cara Membuat Konsentrat dan Silase Klobot Jagung


Ini adalah penggalan dari sebuah penelitian dari salah satu universitas negeri di solo. Di skripsi penelitiannya ia menuliskan cara mempersiapkan kandang, kambing dan pakannya. Berikut adalah kutipannya

Cara Membuat Konsentrat dan Silase Klobot Jagung

Klobot-jagung-untuk-pakan-kambing-domba-silase-klobot-jagung


"Konsentrat di buat sendiri yang terdiri dari bekatul, bungkil kedelai, tepung jagung, urea dan premik.Sedangkan silase dibuat dari klobot jagung dengan cara dipotong – potong 3-5 cm kemudian dijemur sampai kadar air sekitar 50%kemudian dicampur dengan molasses sebanyak 4% sampai merata kemudian dibungkus rapat dengan kantong plastik dan disimpan selama 21 hari."

download file skripsi
Read More
Cara Membersihkan Parasit  Kambing dan Domba Cacingan

Cara Membersihkan Parasit Kambing dan Domba Cacingan

Ini adalah penggalan dari sebuah penelitian dari salah satu universitas negeri di solo. Di skripsi penelitiannya ia menuliskan cara mempersiapkan kandang, kambing dan pakannya. Berikut adalah kutipannya

Mempersiapkan Kambing dan Domba

kambing-cacingan-dan-cara-mengatasinya

"Domba sebelum diberi pakan perlakuan diberi obat cacing merx Nemasol dengan dosis 375 mg / 45 kg BB untuk menghilangkan parasit dalam saluran pencernaan. Persiapan domba dilakukan selama 2 minggu untuk adaptasi terhadap lingkungan kandang dan pakan perlakuan serta penimbangan bobot badan awal. Domba sebanyak 12 ekor dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, tiap kelompok perlakuan terdiri dari 4 ulangan, dan setiap ulangan terdiri dari 1 ekor domba."

Read More
Cara membersihkan kandang kambing

Cara membersihkan kandang kambing

Ini adalah penggalan dari sebuah penelitian dari salah satu universitas negeri di solo. Di skripsi penelitiannya ia menuliskan cara mempersiapkan kandang, kambing dan pakannya. Berikut adalah kutipannya

Persiapan Kandang Kambing dan Domba

"Kandang Kambing dan domba serta semua peralatannya sebelum digunakan dibersihkan dahulu untuk mencegah berkembangnya mikroba patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Kandang kambing dan domba didisfektan dengan menggunakan Lysol dengan dosis 15 ml / 10 liter air. Tempat pakan dan minum serta peralatan yang lain dicuci dengan sabun dan direndam dengan antiseptik Lysol dengan dosis 15 ml / 10 liter air kemudian dikeringkan dan dimasukkan dalam kandang."






Read More
Silase Eceng Gondok Untuk Pakan Ternak Domba dan Kambing

Silase Eceng Gondok Untuk Pakan Ternak Domba dan Kambing

Silase Eceng Gondok


Pada awalnya saya skeptis atau sedikit tidak percaya terhadap eceng gondok ini. Apakah eceng gondok memang dapat dijadikan sebagai pakan ternak kambing, domba atau sapi. Baru setelah beberapa waktu kemarin saya menemukan sebuah penelitian tentang eceng gondok ini saya mulai lebih mencari penelitian-penelitiannya tentang pemanfaatannya untuk pakan ternak ruminansia, kambing, domba dan sapi. Postingan saya yang pertama mengenai eceng gondok ini sebagai pakan ternak adalah pemanfaatan eceng gondok untuk campuran ransum pakan kelinci.

Saya kira eceng gondok untuk dijadikan bahan pakan ternak (kambing, domba dan sapi), merupakan bahan yang cukup baik. Hanya saja tetap ada kekurangan dari eceng gondok ini. Kenapa saya bilang eceng gondok ini cukup baik, karena kandungan nutrisi eceng gondok adalah berikut ini. Eceng gondok segar mempunyai kandungan air sebesar 94,09%.. Dalam 100% berat kering, eceng gondok mengandung 18% abu, 11,9% Protein kasar, 37,1% serat kasar, 2,4% lemak kasar dan 30,6% BETN.



Inilah yang saya maksudkan dari kekurangan eceng gondok ini. Kandungan airnya sangat tinggi yaitu 94,09 %. Jadi kalau Anda mengangkut eceng gondok seberat 100 kg, kalau Anda hilangkan airnya 100% maka Anda hanya mendapatkan eceng gondok kering seberat 5,91 kg. Ha...ha..bayangkan kalau harus menguapkan air sebanyak 94,09 kg. Masih dalam bahasan 100 kg eceng gondok, dalam 5,91 kg tadi (eceng gondok kering 100%), ada 18% abu, protein kasarnya 11,9% dan seterusnya. Jadi, 100 kg eceng gondok basah protein kasarnya hanya sekitar 0,703 kg atau 703 gram dalam berat kering. Bisa bayangkan sendiri ya.....


Serat kasarnya eceng gondok ini jika untuk dimanfaatkan untuk pakan ternak (kambing, domba atau sapi) memiliki serat kasar yang tinggi. Oleh karena itu dalam pemanfaatannya sebagai pakan ternak (kambing, domba dan sapi), pada postingan saya sebelumnya dan postingan kali ini eceng gondok dibuat silase. Ternyata eceng gondok dalam bentuk silase memberikan hasil yang lebih baik.

Pada penelitian kali ini eceng gondok difokuskan untuk digunakan sebagai pakan domba. Selama penelitian domba diberi makan berupa konsentrat, rumput gajah dan ransum komplit eceng gondok disilase. Konsentrat yang digunakan mungkin konsentrat komersial yang dijual dipasaran. Dijurnal hanya disebutkan konsentrat saja, untuk komposisinya tidak disebutkan. Hijauan makanan ternak selama penelitian adalah rumput gajah. Eceng gondok disajikan dalam ransum komplit. Ransum komplit untuk pakan domba disini eceng gondok dicampur dengan bahan-bahan penyusun konsentrat.

Untuk mengetahui uji coba keberhasilan eceng gondok sebagai ransum pakan domba, pada penelitian ini domba-domba yang dijadikan penelitian diberi makan ransum yang bervariasi. Sederhanyanya Domba-domba penelitian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok bagian. Satu kelompok diberi makan ransum konsentrat dan rumput gajah. Kelompok domba penelitian ke dua diberi makan ransum komplit eceng gondok. Eceng gondoknya disilase tanpa penambahan starter bakteri. Kelompok yang ketiga, domba penelitian diberi makan ransum komplit eceng gondok yang eceng gondoknya disilase dengan penambahan starter atau bakteri. Bakteri yang digunakan atau ditambahkan ke dalam silase eceng gondok adalah bakteri asam laktat L. plantarum.

Sebagai informasi saja, kandungan nutrisi ransum pakan domba yang digunakan dapat dilihat pada gambar tabel di bawah.  Pada tabel tersebut ada informasi mengenai kandungan bahan kering, protein kasar dan seterusnya sampai BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen). T0 adalah ransum pakan domba kelompok pertama yaitu konsentrat dan rumput gajah. T1 adalah ransum pakan domba penelitian kelompok kedua yaitu ransum komplit eceng gondok yang disilase tanpa penambahan starter. T2 adalah ransum pakan domba penelitian kelompok kedua yaitu ransum komplit eceng gondok yang disilase dengan penambahan bakteri  L. Plantarum.

Formulasi-dan-kandungan-nutrisi-ransum-komplit-eceng-gondok-untuk-pakan-kambing-domba-sapi


 Hasilnya....


Singkat saja langsung kita ke hasil dari penelitiannya. Hasil yang akan saya sampaikan disini mungkin tidak seluruhnya. Lengkapnya kalau berkenan saya sediakan link untuk mendownload file pdfnya. Bisa didownload , format pdf , bahasa indonesia.

Hasil dari penelitian ini yang pertama adalah tingkat konsumsi dari ransum domba yang bisa dilihat pada gambar tabel di bawah. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering berturut-turut untuk ransum T0 adalah 678,27 gram/ekor/hari, T1 adalah 811,43 gram/ekor/hari dan T2 adalah 701,21 gram/ekor/hari. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan eceng gondok yang disilase tidak berpengaruh negatif terhadap tingkat kesukaan hewan (domba) terhadap ransum atau pakannya. Datanya domba penelitian yang diberi makan ransum  tanpa eceng gondok (T0) konsumsi ransumnya malah paling sedikit. Penambahan eceng gondok ke dalam ransum komplit malah memberikan efek yang baik yaitu ransum lebih disukai oleh ternak domba. Dari tabel di bawah ransum pakan domba yang ditambah eceng gondok yang disilase tingkat konsumsinya lebih tinggi daripada ransum T0. Akan tetapi eceng gondok yang disilase dengan penambahan bakteri asal laktat L.plantarum ternyata kurang efektif karena menjadikan tingkat konsumsi ransum komplit eceng gondoknya menurun daripada ransum eceng gondok yang disilase tanpa penambahan bakteri starter.

konsumsi-dan-kecernaan-ransum-komplit-eceng-gondok-pakan-kambing-domba-sapi

Penjelasannya , kalau bahasa saya , dengan merujuk pada penelitian ini adalah seperti ini. Penambahan bakteri starter pada silase eceng gondok akan membuat kondisi silase eceng gondok menjadi lebih asam. Karena lebih asam, maka bau atau aroma ransum silase eceng gondok akan lebih menyengat. Karena lebih menyengat, maka kurang disukai ternak sehingga konsumsi domba penelitian terhadap ransum ini lebih sedikit daripada ransum eceng gondok yang disilase tanpa penambahan starter bakteri. Tidak hanya tingkat konsumsi yang lebih baik, kecernaan ransum dengan penambahan eceng gondok yang disilase juga lebih tinggi. Informasi ini juga ada pada tabel di atas. Semakin tinggi nilai kecernaan suatu ransum, maka semakin tinggi pula nutrien-nutrien dari ransum yang bisa dimanfaatkan oleh ternak domba. 
Jadi, kalau teman-teman peternak mau mencoba menggunakan eceng gondok sebagai bahan penyusun ransum pakan ternaknya, sebaiknnya eceng gondoknya disilase dan tidak perlu menambahkan starter atau bakteri lainnya. Cukup bakteri alami yang muncul dari silase eceng gondok itu sendiri.

Masih banyak informasi lainnya yang bisa didapat dari penelitian ini. Saya menyampaikan yang menurut saya informasi ini perlu, menarik dan mudah dipahami oleh para peternak khususnya kambing dan domba. Mungkin juga karena keterbatasan saya yang kurang mampu menyampaikan bahasa-bahasa ilmiah menjadi informasi yang menarik dan mudah difahami. Terima Kasih...sampai jumpa lagi

Read More
Eceng Gondok Sebagai Alternatif Pakan Ternak (kelinci)

Eceng Gondok Sebagai Alternatif Pakan Ternak (kelinci)

Pada postingan saya sebelumnya, sudah saya singgung mengenai pemanfaatan tanaman eceng gondok sebagai pakan alternatif untuk hewan ternak. Sudah ada yang melakukan penelitian tentang ini. Eceng gondok digunakan sebagai campuran ransum untuk pakan ternak. Pada penelitian kali ini hewan ternak yang digunakan bukanlah kambing, sapi atau domba melainkan kelinci. Tapi tidak masalah, kelinci juga sama-sama hewan ternak dan dapat menghasilkan. Menghasilkan daging, kotoran urin dan lain-lain.



Eceng gondok yang akan digunakan sebagai bahan ransum/pakan ternak sebaiknya tidak langsung dicampurkan begitu saja. Kalau mau mencoba diberikan langsung juga tidak apa-apa, kalau ternaknya doyan dan mau hehee...
Menurut jurnal penelitian ini, eceng gondok memiliki protein yang sulit dicerna. Oleh karena itu pemberian eceng gondok terhadap hewan ternak juga sebaiknya tidak berlebihan. Kualitas pakan ternak yang kurang bagus biasanya berefek terhadap pertumbuhan bobot yang kurang memuaskan.

Eceng gondok dalam penelitian ini disarankan untuk dibuat silase terlebih dahulu. Tujuannya supaya eceng gondok menjadi lebih berkualitas untuk dijadikan bahan ransum/pakan ternak. Kualitas protein, serat, kecernaan dan seterusnya menjadi lebih baik dan efisien. Akan tetapi sayangnya dalam penelitian ini tidak dituliskan bagaimana cara membuat silase eceng gondoknya.

Eceng gondok digunakan sebagai bahan campuran ransum komplit. Artinya, ransum atau pakan yang diberikan kepada kelinci terdiri dari berbagai macam-macam bahan pakan, salah satunya ada eceng gondoknya. Tetap saja yang namanya penelitian harus bisa mengetahui perbedaan hasil dari pakan yang ada eceng gondoknya dan pakan yang tidak ada eceng gondoknya. Kelinci dalam penelitian ini diberi makan ransum komplit (komposisi ransum komplit tidak disebutkan). Beberapa ekor kelinci diberi makan murni ransum komplit. Artinya tanpa eceng gondok sama sekali. Beberapa ekor yang lainnya diberi makan ransum komplit yang ada eceng gondoknya sebanyak 20%. Beberapa ekor yang lainnya lagi, kelinci diberi makan ransum komplit dengan kandungan eceng gondok 40%.


Hasilnya adalah....

Hasil yang bisa diketahui dalam penelitian pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ternak adalah tingkat konsumsi ransum. Pada gambar tabel dibawah ini dapat dilihat angka tingkat konsumsinya. R0 adalah ransum pakan ternak kelinci yang tidak ada eceng gondoknya. R1 adalah ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya 20% dan R2 adalah ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya 40%.

Hasilnya positif.  Tingkat konsumsi ransum tertinggi ternyata terdapat pada ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya sebanyak 20% yaitu sebesar 205,82 gram/hari. Ini adalah nilai rata-ratanya. Ulangan dalam hal ini bukan jumlah hari. Melainkan salah satu metode dari bagaimana penelitian ini dilakukan.

Penjelasannya adalah sebagai berikut
"penambahan eceng gondok ke dalam ransum memberikan flavor atau aroma yang enak pada ransum sehingga meningkatkan palatabilitas dan mempengaruhi konsumsi ransum. Pemberian ransum yang terfermentasi dapat meningkatkan konsumsi ransum kelinci peranakan New Zealand White. Hal ini sependapat dengan pernyataan Saleh, dkk. (2005) bahwa hasil fermentasi dapat mengubah kandungan gizi dan flavor bahan pakan menjadi lebih baik, yang nantinya dapat meningkatkan palatabilitas ransum sehingga konsumsi ransum kelinci peranakan New Zealand White menjadi lebih tinggi, sesuai dengan pendapat Prihatman (2000), tinggi rendah konsumsi ransum dipengaruhi oleh temperatur, lingkungan, palatabilitas, selera, konsentrasi nutrisi, bentuk pakan, bobot badan dan fase produksi ternak itu sendiri."


eceng-gondok-untuk-pakan-ternak-kelinci-kambing-domba-sapi


Selain tingkat konsumsi ransum dari penelitian ini juga dapat dilihat pertambahan bobot dari ternak kelinci. Penambahan eceng gondok ke dalam ransum dapat memperbaiki kualitas dari ransum tersebut sehingga dapat meningkatkan pertambahan bobot ternak. Hasilnya dapat dilihat dari gambar tabel di bawah ini. Pada gambar tabel tersebut dapat dilihat angka-angkanya juga. 

Kelinci yang dikasih makan ransum komplit murni R0, tanpa eceng gondok sama sekali, pertambahan bobot badan rata-rata selama penelitian adalah sebesar 10,43 gram/hari.
Kelinci yang dikasih makan ransum komplit murni R1, ransum komplit dengan kandungan eceng gondok 20%, pertambahan bobot badan rata-rata selama penelitian adalah sebesar 16,22 gram/hari.
Kelinci yang dikasih makan ransum komplit murni R2, ransum komplit dengan kandungan eceng gondok 40%, pertambahan bobot badan rata-rata selama penelitian adalah sebesar 11,08 gram/hari.

eceng-gondok-untuk-pakan-ternak-kelinci-kambing-domba-sapi
Campuran eceng gondok yang terlalu tinggi akibatnya jumlah anti nutrisi yang ada pada pakan juga tinggi. Anti nutrisi yang ada pada eceng gondok adalah asam oksalat, asam sianida dan asam nitrat. Oksalat merupakan salah satu komponen nonpolisakarida dari dinding sel tumbuhan yang dapat mengikat mineral seperti kalsium, magnesium, sodium dan potasium. Hal tersebut menyebabkan penurunan konsumsi, sehingga pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada pencampuran ransum R1 dan menurun kembali seiring dengan jumlah eceng gondok fermentasi pada ransum R2.


Read More
Eceng Gondok untuk Pakan Kambing dan Domba (sebuah angan-angan)

Eceng Gondok untuk Pakan Kambing dan Domba (sebuah angan-angan)

Siapa yang tidak tahu eceng gondok, ? saya kiri semua orang tahu. Tanaman yang banyak tumbuh di perairan, berwarna hijau dan mengapung serta jumlahnya yang sangat buanyak. Pertumbuhan eceng Gondok pun sangat cepat. Lalu apakah bisa tanaman ini dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia, seperti kambing, domba atau sapi.

Saya menemukan jurnal penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan tanaman eceng gondok untuk dijadikan makanan ternak ruminasia. Tapi ternak ruminansianya bukan kambing, domba atau sapi melainkan kelinci. Tidak apa-apa. Kelinci juga termasuk hewan ruminansia, hanya saja lebih kecil. Mungkin nanti kalau saya menemukan jurnal tentang penelitian eceng gondok untuk pakan kambing, domba atau sapi akan saya share di blog ini.


eceng-gondok-untuk-pakan-kambing-domba-dan-sapi

Saya sendiri belum tahu banyak mengenai tanaman ini karena di daerah saya jumlahnya tidak banyak. Mungkin di daerah kawan-kawan yang banyak ditemui tanaman eceng gondok, mungkin bisa jadi langkah awal untuk mencoba menjadikan eceng gondok sebagai pakan alternatif untuk ternak kambing, domba atau sapi.

Baiklah, sebagai langkah awal ada baiknya kalau saya mengenal terlebih dahulu tanaman eceng gondok ini. Untuk penelitiannya mungkin akan saya share di postingan berikutnya. Saya baca-baca dan pelajari terlebih dahulu jurnal penelitiannya. Ok, Berikut adalah teorinya.

Eceng gondok (Eichhornia crassipes Martius (Solms-Laubach) merupakam tumbuhan air perennial atau tahunan dan masuk kedalam jenis Pontedericeae yaitu salah satu anggota tumbuhan berbunga yang berasal dari lembah Amazon, Amerika Selatan. Sejak akhir tahun 1800-an Eceng gondok telah menyebar ke seluruh dunia sebagai tanaman hias di negara-negara tropis maupun subtropis dan negara yang bersuhu hangat. Eceng gondok memiliki produktifitas dan pertumbuhan yang paling cepat di antara seluruh tanaman air, dimana hal ini dapat menurunkan ekosistem air dan mengurangi manfaatnya (Hill, dkk. 2011).

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) umumnya dianggap sebagai gulma yang tumbuh banyak hampir di semua perairan daerah tropis maupun subtropis dan tumbuh pula di Indonesia. Sebagai gulma air, eceng gondok mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan cepat dalam berkembang biak. Tumbuhan ini hidup terapung pada permukaan air atau mengembangkan perakarannya di dalam lumpur sehingga dalam waktu singkat dapat menutupi permukaan air dan mengakibatkan menurunnya ekosistem perairan disekitarnya. Eceng gondok dapat menghilangkan keberadaan tumbuhan asli didalam perairan tersebut karena berkurangnya kandungan oksigen, mentolerir masuknya cahaya, suhu dan pH sehingga memberikan keunggulan lebih dari pada tumbuhan asli itu sendiri. Perkembangbiakan eceng gondok tentu ada keuntungan atau kerugian yang dimiliki tumbuhan air tersebut.

Disisi lain, eceng gondok mempunyai potensi selain keberadaannya yang dianggap sebagai gulma air yang sangat merugikan manusia, disisi lain dapat berperan menyerap Bahan Berat Beracun (B3) didalam air, pembuatan kerajian kertas seni, bahan baku pupuk tanaman, sebagai sumber gas yang diperoleh dengan cara fermentasi serta sebagai pakan ternak. Eceng gondok juga memiliki kelebihan, seperti pada daunnya yang mengandung kalsium lebih tinggi dari pada batang dan akarnya yang berguna untuk menetralkan asam organik hasil metabolisme (seperti asam oksalat) yang bersifat racun bagi ternak. Selain itu dilaporkan pula dalam daun eceng gondok diperkaya dengan kandungan karotennya yang cukup tinggi sekitar 109.000 IU/100 gram (Marlina dan Askar, 2001). Kelebihan eceng gondok lainnya yaitu mempunyai kandungan nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif ternak karena adanya kandungan pigmen karotenoid terutama pigmen β-karoten dan xantofil (Setiawan, dkk. 2013). Namun pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan pakan mempunyai beberapa kelemahan antara lain: kadar airnya tinggi, teksturnya halus, mengandung banyak hemiselulosa dan proteinnya sulit dicerna, hal ini perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu dalam penggunaan eceng gondok baik pengolahan fisik, kimia, biologi maupun kombinasinya.

Salah satu cara pengolahan secara biologi adalah dengan melakukan pembuatan silase. Proses silase dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kandungan protein, menurunkan serat serta meningkatkan kecernaan, pembuatan Silase eceng gondok diharapkan mampu meningkatkan kandungan nutrisi pada eceng gondok, seperti meningkatnya kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar. Beberapa cara pengawetan hijauan untuk menyediakan pakan hijauan sepanjang tahun antara lain dengan pembuatan silase (proses pengawetan hijauan dengan teknologi fermentasi anaerob) karena penggunaan teknologi fermentasi anaerob lebih sesuai untuk diterapkan dalam penyediaan pakan. Kondisi ini dikarenakan, selain produk yang dihasilkan lebih tahan lama, teknologi fermentasi mensyaratkan kadar air tinggi yang secara alami dimiliki oleh bahan pakan setelah dipanen. Keadaan ini berdampak pada lebih ekonomisnya teknologi fermentasi karena biaya, waktu dan tenaga yang dialokasikan lebih sedikit.

sumber:
Phioneer, Hurin Ria , Husmy Yurmiati, Sauland Sinaga. 2015 TINGKAT PENGGUNAAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DALAM SILASE RANSUM KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI RANSUM KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran
Read More
Pembuatan Silase dan Hay Limbah Pasar untuk Pakan Kambing Etawa

Pembuatan Silase dan Hay Limbah Pasar untuk Pakan Kambing Etawa

Limbah pasar dimanfaatkan  untuk pakan kambing, bisa. Maksudnya limbah pasar yang organik yang digunakan sebagai pakan kambing seperti sisa sayuran, kol, wortel, kacang dan lainnya. Kalau limbah pasar seperti batok kelapa, sabut kelapa, karung goni sepertinya butuh kreatifitas tingkat sangat lanjut untuk dijadikan sebagai pakan kambing. Untuk sayur-sayuran memang ada yang disukai oleh kambing, jadi tinggal ngumpulin dari pasar bawa pulang lalu kasihkan ke kambing. Sangat sederhana, yang dimakan habis, yang tidak kemakan di buang. Sampah pasar berkurang.




Kenapa harus dibuat silase atau hay? Kalau menurut saya seperti ini. Kalau kita lihat di panduan-panduan pembuatan ransum komplit pakan kambing, bahan-bahannya sangat beragam. Kalau semua itu beli semua, jadinya kan mahal. Kalau limbah pasar bisa dapat gratis, maka bisa menggantikan salah satu atau beberapa bahan dalam ransum komplit. Karena limbah organik pasar sifatnya mudah busuk, maka dibuat silase atau hay adalah salah satu solusinya.

Tentang silase dan hay dari limbah pasar organik ini ada penelitian dari peneliti Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Aceh NAD dan Fakultas Peternakan IPB, Bogor. Penelitiannya untuk mengetahui palatabilitas silase ransum komplit dan hay ransum komplit. Palatabilitas disini dimaksudkan pakah ransum komplit yang ada limbah pasarnya disukai kambing atau tidak. Setelah hal itu diketahui, maka diketahui pula efektifitas pemanfaatan sampah organik primer sebagai pakan kambing terhadap lingkungan.

Limbah pasar organik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dari tabel di atas dapat dilihat jenis sampah atau limbah pasar yang digunakan dalam pembuatan ransum pakan kambing. Dengan komposisi limbah seperti pada gambar di analisis juga kandungan nutrisinya. Pembuatan ransum komplit untuk pakan kambing kali ini tidak hanya terdiri dari bahan-bahan limbah pasar. Limbah pasar ini hanya sebagai pelengkap atau bahan tambahan. Selain limbah pasar ada tambahan bahan-bahan lain yang digunakan dalam penyusunan ransum komplit pakan kambing. Bahan-bahan tersebut antara lain dedak padi, bungkil inti sawit, onggok, premix dan ampas tahu. 
tabel-ransum-komplit-pakan-kambing

Cara Membuat Ransum Komplit

Cara membuat ransum komplit pakan kambing langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. Limbah pasar yang akan digunakan sebagai pakan kambing dipotong kecil-kecil ukurannya sekitar 3-5 cm. Limbah pasar yang celah di cacah tadi dicampur, diaduk-aduk sampai merata. Setelah itu dicampur dengan bahan-bahan dedak, bungkil sawit, ampas tahu, onggok dan premix. Semua bahan dicampur sampai merata. Bahan disimpan dalam wadah, dipadatkan , dan ditutup rapat. Tidak ada keterangan tambahan bakteri fermentasi atau semacamnya, ransum komplit hanya di Silase. Penyimpanan dilakukan selama 6 minggu dengan kondisi tertutup atau an aerob pada suhu ruang. Setelah 6 minggu, silase dibuka dan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian di keringkan dengan cara dijemur sampai kadar airnya 14 %. Bagian yang ini di sebut hay. Satu bagian yang lain dibiarkan dalam kondisi masih dalam bentuk silase. Kemudian masing-masing ransum diuji kualitasnya.

Cara main dari penelitiannya adalah ransum komplit yang dalam bentuk hay dan silase di uji cobakan ke kambing. Jenis kambingnya adalah kamping peranakan etawa betina dan dalam masa laktasi satu dan dua. Nanti detailnya bisa download pdf penelitiannya. Saya sediakan linknya, bahasanya sudah bahasa indonesia. Untuk mengetahui apakah ransum komplit hay dan ransum komplit silase disukai kambing, maka harus ada ransum atau pakan pembandingnya. Ransum atau pakan kambing pembandingnya kali ini adalah ampas tahu 50%, dedak padi 25% dan rumput alam 25%.

Hasil

Hasil dari analisi laboratnya dapat dilihat pada tabel di bawah:

Hasil-analisi-ransum-komplit-silasi-hay-pakan-kambing-etawa


Kontrol maksudnya adalah ransum/pakan kambing kontrol yang digunakan sebagai pembanding. Dari tabel dapat dilihat berapa jumlah protein kasarnya, serat kasar, lemak kasar, BETN, kalsium, phospor dan TDN nya. Semua kandungan nutrisinya sudah dihitung dalam berat kering (BK). SRK adalah ransum komplit silase. Bagia silase dari semua bahan yang telah saya jelaskan di atas yang masih dalam bentuk silase. HRK adalah ransum komplit hay, yaitu bagian dari silase semua bahan yang telah dikeringkan sampai kadar airnya 14%.

Setelah tahu hasil kandungan nutrisi dari ransum pakan kambingnya, sekarang kita lihat hasil dari palatabilitas ransum tersebut. Secara sederhananya palatabilitas pakan adalah disukai atau tidak pakan tersebut oleh kambing. Cara mengetahuinya, ransum/pakan kambing yang paling banyak dimakan itulah yang palatabilitasnya tinggi. Hasilnya, bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

konsumsi-pakan-kambing-etawa


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ransum/pakan kambing kontrol dimakan paling banyak. Terbanyak kedua adalah Ransum komplit silase selanjutnya baru Ransum Komplit Hay. Kok bisa seperti itu? ya memang seperti itu. Kalau ransum/pakan kambing disajikan dalam bentuk silase atau hay tingkat kesukaannya oleh kambing bisa jadi berkurang.

Penjelasannya bagaimana? tenang saja kalau peneletian hasil yang diperoleh harus bisa menjelaskan. Penjelasan-penjelasanya akan coba saya rangkumkan berikut ini:

  • Silase ransum komplit memiliki bau asam yang menyengat akibat proses fermentasi. Bau asam yang menyengat untuk rasa silase ini diduga penyebab ketidaksukaan kambing dalam mengkonsumsi ransum tersebut.
  • Ransum HRK merupakan ransum jenis kering dengan kadar air < 14%. Proses pengeringan ini menyebabkan beberapa komponen penyusun ransum sampah sayuran pasar seperti kulit jagung, kol, kulit kembang kol dan ampas tahu menggumpal dan keras sehingga sulit untuk dikonsumsi oleh kambing.
  • Kandungan protein ransum kontrol memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ransum SRK dan HRK, sehingga perbedaan kandungan nilai protein ini juga diduga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi ransum kambing.
  • Adanya kandungan pestisida pada ransum sampah sayuran pasar (SRK dan HRK) diduga juga menjadi penyebab turunnya palatabilitas ransum. Hal ini tercermin dari tingkah laku kambing yang cukup selektif dalam memilih pakan yang akan dikonsumsinya.

link download jurnal penelitiannya


Read More