Eceng Gondok Sebagai Alternatif Pakan Ternak (kelinci)
Pada postingan saya sebelumnya, sudah saya singgung mengenai pemanfaatan tanaman eceng gondok sebagai pakan alternatif untuk hewan ternak. Sudah ada yang melakukan penelitian tentang ini. Eceng gondok digunakan sebagai campuran ransum untuk pakan ternak. Pada penelitian kali ini hewan ternak yang digunakan bukanlah kambing, sapi atau domba melainkan kelinci. Tapi tidak masalah, kelinci juga sama-sama hewan ternak dan dapat menghasilkan. Menghasilkan daging, kotoran urin dan lain-lain.
Eceng gondok yang akan digunakan sebagai bahan ransum/pakan ternak sebaiknya tidak langsung dicampurkan begitu saja. Kalau mau mencoba diberikan langsung juga tidak apa-apa, kalau ternaknya doyan dan mau hehee...
Hasil yang bisa diketahui dalam penelitian pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ternak adalah tingkat konsumsi ransum. Pada gambar tabel dibawah ini dapat dilihat angka tingkat konsumsinya. R0 adalah ransum pakan ternak kelinci yang tidak ada eceng gondoknya. R1 adalah ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya 20% dan R2 adalah ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya 40%.
Hasilnya positif. Tingkat konsumsi ransum tertinggi ternyata terdapat pada ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya sebanyak 20% yaitu sebesar 205,82 gram/hari. Ini adalah nilai rata-ratanya. Ulangan dalam hal ini bukan jumlah hari. Melainkan salah satu metode dari bagaimana penelitian ini dilakukan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut
"penambahan eceng gondok ke dalam ransum memberikan flavor atau aroma yang enak pada ransum sehingga meningkatkan palatabilitas dan mempengaruhi konsumsi ransum. Pemberian ransum yang terfermentasi dapat meningkatkan konsumsi ransum kelinci peranakan New Zealand White. Hal ini sependapat dengan pernyataan Saleh, dkk. (2005) bahwa hasil fermentasi dapat mengubah kandungan gizi dan flavor bahan pakan menjadi lebih baik, yang nantinya dapat meningkatkan palatabilitas ransum sehingga konsumsi ransum kelinci peranakan New Zealand White menjadi lebih tinggi, sesuai dengan pendapat Prihatman (2000), tinggi rendah konsumsi ransum dipengaruhi oleh temperatur, lingkungan, palatabilitas, selera, konsentrasi nutrisi, bentuk pakan, bobot badan dan fase produksi ternak itu sendiri."
Eceng gondok yang akan digunakan sebagai bahan ransum/pakan ternak sebaiknya tidak langsung dicampurkan begitu saja. Kalau mau mencoba diberikan langsung juga tidak apa-apa, kalau ternaknya doyan dan mau hehee...
Menurut jurnal penelitian ini, eceng gondok memiliki protein yang sulit dicerna. Oleh karena itu pemberian eceng gondok terhadap hewan ternak juga sebaiknya tidak berlebihan. Kualitas pakan ternak yang kurang bagus biasanya berefek terhadap pertumbuhan bobot yang kurang memuaskan.
Eceng gondok dalam penelitian ini disarankan untuk dibuat silase terlebih dahulu. Tujuannya supaya eceng gondok menjadi lebih berkualitas untuk dijadikan bahan ransum/pakan ternak. Kualitas protein, serat, kecernaan dan seterusnya menjadi lebih baik dan efisien. Akan tetapi sayangnya dalam penelitian ini tidak dituliskan bagaimana cara membuat silase eceng gondoknya.
Eceng gondok digunakan sebagai bahan campuran ransum komplit. Artinya, ransum atau pakan yang diberikan kepada kelinci terdiri dari berbagai macam-macam bahan pakan, salah satunya ada eceng gondoknya. Tetap saja yang namanya penelitian harus bisa mengetahui perbedaan hasil dari pakan yang ada eceng gondoknya dan pakan yang tidak ada eceng gondoknya. Kelinci dalam penelitian ini diberi makan ransum komplit (komposisi ransum komplit tidak disebutkan). Beberapa ekor kelinci diberi makan murni ransum komplit. Artinya tanpa eceng gondok sama sekali. Beberapa ekor yang lainnya diberi makan ransum komplit yang ada eceng gondoknya sebanyak 20%. Beberapa ekor yang lainnya lagi, kelinci diberi makan ransum komplit dengan kandungan eceng gondok 40%.
Hasilnya adalah....
Hasil yang bisa diketahui dalam penelitian pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ternak adalah tingkat konsumsi ransum. Pada gambar tabel dibawah ini dapat dilihat angka tingkat konsumsinya. R0 adalah ransum pakan ternak kelinci yang tidak ada eceng gondoknya. R1 adalah ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya 20% dan R2 adalah ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya 40%.
Hasilnya positif. Tingkat konsumsi ransum tertinggi ternyata terdapat pada ransum pakan ternak kelinci yang ada eceng gondoknya sebanyak 20% yaitu sebesar 205,82 gram/hari. Ini adalah nilai rata-ratanya. Ulangan dalam hal ini bukan jumlah hari. Melainkan salah satu metode dari bagaimana penelitian ini dilakukan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut
"penambahan eceng gondok ke dalam ransum memberikan flavor atau aroma yang enak pada ransum sehingga meningkatkan palatabilitas dan mempengaruhi konsumsi ransum. Pemberian ransum yang terfermentasi dapat meningkatkan konsumsi ransum kelinci peranakan New Zealand White. Hal ini sependapat dengan pernyataan Saleh, dkk. (2005) bahwa hasil fermentasi dapat mengubah kandungan gizi dan flavor bahan pakan menjadi lebih baik, yang nantinya dapat meningkatkan palatabilitas ransum sehingga konsumsi ransum kelinci peranakan New Zealand White menjadi lebih tinggi, sesuai dengan pendapat Prihatman (2000), tinggi rendah konsumsi ransum dipengaruhi oleh temperatur, lingkungan, palatabilitas, selera, konsentrasi nutrisi, bentuk pakan, bobot badan dan fase produksi ternak itu sendiri."
Selain tingkat konsumsi ransum dari penelitian ini juga dapat dilihat pertambahan bobot dari ternak kelinci. Penambahan eceng gondok ke dalam ransum dapat memperbaiki kualitas dari ransum tersebut sehingga dapat meningkatkan pertambahan bobot ternak. Hasilnya dapat dilihat dari gambar tabel di bawah ini. Pada gambar tabel tersebut dapat dilihat angka-angkanya juga.
Kelinci yang dikasih makan ransum komplit murni R0, tanpa eceng gondok sama sekali, pertambahan bobot badan rata-rata selama penelitian adalah sebesar 10,43 gram/hari.
Kelinci yang dikasih makan ransum komplit murni R1, ransum komplit dengan kandungan eceng gondok 20%, pertambahan bobot badan rata-rata selama penelitian adalah sebesar 16,22 gram/hari.
Kelinci yang dikasih makan ransum komplit murni R2, ransum komplit dengan kandungan eceng gondok 40%, pertambahan bobot badan rata-rata selama penelitian adalah sebesar 11,08 gram/hari.
Campuran eceng gondok yang terlalu tinggi akibatnya jumlah anti nutrisi yang ada pada pakan juga tinggi. Anti nutrisi yang ada pada eceng gondok adalah asam oksalat, asam sianida dan asam nitrat. Oksalat merupakan salah satu komponen nonpolisakarida dari dinding sel tumbuhan yang dapat mengikat mineral seperti kalsium, magnesium, sodium dan potasium. Hal tersebut menyebabkan penurunan konsumsi, sehingga pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada pencampuran ransum R1 dan menurun kembali seiring dengan jumlah eceng gondok fermentasi pada ransum R2.