Penyakit Orf pada Kambing dan Domba serta Penangannya di Indonesia
Pada postingan saya sebelumnya, saya telah membahas tentang penyakit-penyakit yang sering menyerang hewan ternak kambing dan domba. Ada penyakit orf, antraks, parasit, kembung dan keracunan. Hanya saja pada postingan sebelumnya tidak ada penanganan yang spesifik terhadap penyakit-penyakit tersebut. Di postingan kali ini, saya menulis dari jurnal publikasi yang secara khusus membahas penyakit orf dan penanganannya khususnya di Indonesia.
Penulis dari publikasi tersebut adalah seorang peneliti dari Balai Penelitian Veteriner, Bogor. Jurnalnya di publikasikan pada tahun 1993 dengan judul PENYAKIT ORF PADA TERNAK KAMBING DAN DOMBA SERTA CARA PENGENDALIANNYA DI INDONESIA. Ternyata publikasi ini sudah lama sekali, apakah nanti informasi dalam publikasi ini mutakhir atau tidak saya kurang faham. Hal ini masih sangat bisa didiskusikan lebih lanjut.
Orf atau ektima kantagiosa merupakan penyakit kulit yang menyerang hewan ternak kambing dan domba. Kambing dan domba adalah hewan utama yang diserang oleh virus orf ini. Didaerah Bali nama penyakit ini dikenal dengan dakangan, di Sumatra Barat dikenal dengan penyakit purung atau muncung, dan di Jawa Barat dikenal dengan penyakit Bintumen.
Gejala Orf Pada Kambing dan Domba
Gejala pertama kali dari orf ini adalah mucul bintik-bintik merah pada kulit kambing. Biasanya di pangkal bibir. Bintik -bintik merah ini lama-lama menjadi vesikel. Dalam istilah kedokteran vesikel diartikan kulit melepuh dan berisi cairan. Lepuhan kulit kambing atau domba yang ada cairannya ini menjadi pustula. Pustula ini, lepuhan kulit tapi isinya sudah nanah. Kalau sudah sampai tahap ini biasanya akan menjadi kerak dan kaku sehingga menyulitkan kambing atau domba untuk makan. Kalau penyakit ini menyebar, area kerak ini bisa menjadi lebih luas. Bagian-bagian tubuh kambing yang sering terserang adalah bagian mulut dan muka, perut, kaki, kantung buah zakar, ambing , puting susu dan vulva.
Hewan Favorit yang diserang orf adalah kambing dan domba. Dari hewan-hewan ruminansia lain, kambing dan domba merupakan hewan yang paling mudah diserang oleh virus orf, begitu dikatakan dalam publikasinya. Meskipun tidak menutup kemungkinan hewan seperti rusa, onta dan anjing dapat terserang oleh orf ini. Tingkat keparahan dari infeksi penyakit ini bisa kecil sampai fatal. Dalam publikasinya disebutkan tingkat keparahan menjangkitnya virus ini antara 2,2 - 100 %. Jadi ada kemungkinan besar kambing atau domba masih bisa sembuh.
Kambing dan domba yang terjangkiti virus orf kemudian sembuh, maka kambing dan domba akan menjadi kebal terhadap virus ini. Dalam publikasi menyebutkan bahwa lama waktu kekebalan dari domba dan kambing sekitar 1 tahunan setelah ternak sembuh. Kekebalan ini tidak diturunkan ke anak-anak kambing. Misalnya kambing atau domba betina sembuh dari orf dan kemudian ia hamil dan punya anak. Anak ini hanya mewarisi sebagian kecil dari kekebalan induknya. Kalau ada serangan orf yang cukup berat kemungkinan besar bisa mati.
Penyakit orf dapat menular dari kambing/domba yang sakit ke kambing/domba lainnya secara kontak langsung maupun tidak langsung . Secara tidak langsung penyakit berjangkit karena terjadinya kontak antara kambing/domba yang sehat dengan bahan/alat atau lingkungan yang tercemar virus orf. Cara virus penyakit orf masuk ke dalam tubuh kambing/domba yaitu melalui luka-luka kecil seperti goresan-goresan yang terjadi pada kulit akibat rumput yang tajam/duri atau luka karena hal-hal lainnya.
Kambing dan domba yang terjangkiti virus orf kemudian sembuh, maka kambing dan domba akan menjadi kebal terhadap virus ini. Dalam publikasi menyebutkan bahwa lama waktu kekebalan dari domba dan kambing sekitar 1 tahunan setelah ternak sembuh. Kekebalan ini tidak diturunkan ke anak-anak kambing. Misalnya kambing atau domba betina sembuh dari orf dan kemudian ia hamil dan punya anak. Anak ini hanya mewarisi sebagian kecil dari kekebalan induknya. Kalau ada serangan orf yang cukup berat kemungkinan besar bisa mati.
Penyakit orf dapat menular dari kambing/domba yang sakit ke kambing/domba lainnya secara kontak langsung maupun tidak langsung . Secara tidak langsung penyakit berjangkit karena terjadinya kontak antara kambing/domba yang sehat dengan bahan/alat atau lingkungan yang tercemar virus orf. Cara virus penyakit orf masuk ke dalam tubuh kambing/domba yaitu melalui luka-luka kecil seperti goresan-goresan yang terjadi pada kulit akibat rumput yang tajam/duri atau luka karena hal-hal lainnya.
Penting!!!
Penyakit orf ini disebabkan karena infeksi oleh virus. Jadi pengobatan hanya memberikan efek yang sedikit. Tindakan yang efektif adalah pencegahan dengan memberikan vaksinasi pada kambing/domba sehat . Kambing dan domba yang terjangkiti orf bisa diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Kambing dan domba juga diberikan multivitamin untuk menjaga kondisi tubuh. Bagian kulit yang terinfeksi dapat diberi Salep pelunak untuk membantu agar mulut kambing/domba tidak terlalu sakit pada waktu makan. Salep lokal yang dapat digunakan adalah jodium tincture, misalnya Betadin. Kambing/domba yang terserang penyakit orf perlu diberi pakan yang lunak agar kambing/domba dapat makan dengan baik dan cukup supaya kondisinya tidak merosot . Dengan demikian daya tahan tubuhnya akan lebih baik dalam menahan serangan penyakit.
Sampai saat ini cara pengendalian dan pemberantasan penyakit menular orf/dakangan diatur menurut petunjuk Direktorat Kesehatan Hewan (1986). Petunjukkan sudah lama sekali ya...
Rangkuman cara pengendalian dan pemberantasan penyakit tersebut adalah sebagai berikut:
1 . Pada daerah yang masih bebas dari penyakit orf, dilakukan penolakan penyakit dan tindakan karantina yang ketat . Pemusnahan hewan sakit dan tersangka sakit dilakukan apabila ternak yang tertular masih dalam jumlah sedikit serta penyebarannya masih terbatas .Kemudian dilakukan ring vaksinasi dan sanitasi. Bila penyakit telah meluas, maka dilakukan tindakan sebagaimana pada daerah tertular .
2. Pada daerah tertular, pencegahan penyakit dilakukan dengan cara sanitasi kandang dan lingkungan pemeliharaan, pencegahan penggembalaan hewan sehat bersama-sama dengan hewan sakit atau pada tempat bekas hewan penderita . Ternak yang dibeli untuk dipelihara harus bebas dari penyakit orf .
3. Pengendalian penyakit pada daerah tertular dilakukan dengan cara vaksinasi teratur. Hewabsakit diisolasi secara ketat dan terpisah dari hewan lainnya serta diobati sesuai petunjuk dokter hewan yang berwenang.
4. Apabila penyakit bersifat wabah, maka di pintu masuk kandang/peternakan dan pintu masuk desa ditulis "Awas sedang berjangkit penyakit hewan menular orf/dakangan" . Hewan lain dan orang-orang yang bukan petugas pemelihara hewan dilarang memasuki kandang tersebut . Hewan sakit yang sembuh atau tersangka sakit dengan tidak memperlihatkan gejala klinis dalam waktu 14 hari, bisa dibebaskan kembali. Kandang bekas hewan sakit dan barang-barang yang tersentuh hewansakit atau tersangka sakit harus dihapushamakan atau dibakar . Bangkai hewan sakit harus dibakar atau dikubur sekurang-kurangnya dua meter dalamnya . Daerah yang meliputi desa, kecamatan, kotamadya/kabupaten atau propinsi harus ditutup dari lalu lintas hewan dan bahan asal hewan kambing dan domba.
5. Khusus bagi peternakan pembibitan yang berlokasi di daerah bebas penyakit orf/dakangan, peternakan tersebut harus bebas dari penyakit orf/dakangan. Bila peternakan menjadi tertular, maka peternakan tersebut ditutup dan dicabut sementara izin penjualan bibitnya sampai penyakit tersebut lenyap. Bila peternakan berlokasi di daerah tertular, vaksinasi hewan dilakukan secara teratur.
6. Penyakit dianggap lenyap dari suatu peternakan atau daerah setelah lewat 14 hari sejak mati atau sembuhnya hewan yang sakit ter akhir. Tertular dan lenyapnya penyakit orf harus dinyatakan oleh dokter hewan yang berwenang.
7. Hewan penderita penyakit orf tidak diperbofehkan dipotong karena dapat menular kepada manusia.
Kalau ingin request file publikasinya silahkan request di komentar. Sertakan alamat emailnya. Terima kasih.