Isi dari blog ini di update di kambingjoynim.com

Silase pakan Kambing-Keuntungan dan Resiko part 2

Silase pakan kambing kalau dilihat dari mudah tidaknya dalam penyediannya memberikan keuntungan yang cukup bagus. Silase pakan kambing dapat disimpan dalam waktu berbulan-bulan sehingga stok pakan untuk beberapa bulan kedepan dapat disediakan. Memberikan silase pada kambing pada umumnya aman-aman saja tapi tetap memiliki potensi resiko. Harus dipertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas nutrisi bahan silase dan manajemen setelah silase jadi.


Silase dibuat dari hijauan makanan ternak (hmt) yang umumnya disukai oleh kambing seperti jagung, rumput, alfalfa dan lain-lain.  Hmt tersebut dibuat silase dalam kondisi fresh yang dichopper menjadi ukuran yang lebih kecil. Fresh yang saya maksud adalah hmt masih dalam kondisi kadar air yang tinggi ketika dibuat silase. Tujuan dari silase adalah mencegah hmt dari pembusukan. Secara teori, bahan organik yang mengandung glukosa atau serat bisa di silase.

Kunci dalam pembuatan silase adalah menyimpan hmt dalam kondisi hampa udara untuk mencegah oksidasi dan pembusukan. Pembuatan silase dapat dilakukan di silo atau plastik bag dengan diameter cukup besar.

Dalam proses pembuatan silase terjadi proses fermentasi dan pengasaman ( terbentuk asam laktat dan asam asetat). Bakteri yang terdapat atau ditambahkan dalam pakan akan mengurai zat pati, gula dan oksigen sehingga akan menghentikan proses pembusukan pakan. Ketika derajat keasaman tertentu, proses ensilase berhenti. Pakan menjadi stabil, suhu normal dan beraroma manis. Persoalannya ketika pakan di buka dan tidak sekali habis, penyimpanan berikutnya akan terjadi lagi proses oksidasi dan pembusukan sampai oksigennya habis lagi.

Faktor yang terpenting dalam menentukan keberhasilan membuat silase pakan kambing adalah kadar air dalam hmt. Hal ini merupakan hal yang cukup rumit. Karena secara mudah kadar air hmt  dapat diperoleh dari data-data penelitian namun kondisi lapangan adalah suatu yang berbeda. Lebih mudah untuk melakukan fermentasi bahan kering karena air dapat ditambahkan dan jumlahnya dapat dikontrol. Bakteri memerlukan kadar air tertentu untuk bisa mensintesis asam fermentasi (jumlah kadar airnya bisa diperoleh dari sumber lain). Di Amerika, silase jagung idealnya memiliki bahan kering sekitar 28-32% ( kalau gak percaya nanti kunjungi sumber yang saya cantumkan). Zat pati yang tinggi dalam jagung merupakan pakan alami untuk mikroba. 

Nantinya dalam pakan silase akan terdapat berbagai asam-asam hasil dari proses fermentasi. Asam laktat, asam asetat adalah asam yang bermanfaat untuk silase. Asam propionik, asam butirik, amonia dan alkohol adalah hasil samping yang kurang bagus untuk silase itu sendiri.

Dalam silase pakan kambing, jumlah asam laktat haruslah lebih tinggi dari asam-asam lainnya. Asam laktat tidak berbau jadi tidak mungkin diketahui jumlah pastinya hanya dengan kelima indra manusia. Untuk mengetahui jumlahnya harus dengan uji laboratorium. Asam laktat sejumlah 8-10% dalam silase menunjukkan bahwa proses fermentasi berjalan dengan baik dan cepat. Jumlah asam asetat seharusnya sekitar sepertiga dari jumlah asam laktat. Apabila terdapat lebih banyak asam asetat, itu berarti fermentasi dalam silase berlangsung lambat. Asam asetat baunya seperti cuka. Cepat dan lambat artinya silase cepat untuk menjadi stabil karena semakin lama untuk mencapai kestabilan semakin besar peluang untuk hadirnya bakteri yang tidak diinginkan.

Panas dan fermentasi yang terlalu lama, setelah bakteri  selesai mengurai zat pati, bakteri akan mendegradasi protein dan hasilnya adalah amoniak. Jika terdapat asam butirat dalam jumlah cukup banyak, berarti hmt yang dibuat untuk silase terlalu basah. Asam butirat berbau busuk, jadi silase juga baunya akan busuk. Jangan memberikan silase yang seperti ini ke kambing.

Masalah penting dalam silase pakan kambing adalah munculnya mikotoksin. Mikotoksin adalah racun-racun yang dihasilkan oleh jamur dan ditemukan dengan jumlah yang bermacam-macam hampir disetiap silase. Enzim beracun tersebut dapat berupa aflatoksin, vumitoksin, zearalenone, T-2 dan fumonisis. Mikotoksin dapat menyerang sistem imun kambing, produktivitas susu dan reproduksi kambing. Sebaiknya dalam membuat silase disertakan campuran bahan mikotoksin binder. Untuk hal mikotoksin binder akan dibahas di postingan selanjutnya.

Kami tidak menggunakan silase untuk pakan kambing kami. Jadi kami tidak memberikan cara teknis untuk membuat silase. Dengan berbagai pertimbangan kami lebih memilih hmt dan hamt kering daripada silase atau fermentasi.
Semoga bermanfaat.

Untuk bacaan lebih lanjut bisa kunjungi link berikut
 http://www.dairygoatjournal.com/86-3/john_hibma/

Subscribe to receive free email updates: